EKSKLUSIF

Eksklusif.co - Berita Hari Ini Indonesia dan Dunia, Kabar Terbaru Terkini.

Iklan

PTPN IV Unit PKS Gunung Bayu Bantah Ribuan Ikan Nila Mati Akibat Pencemaran Limbah: 'Force Majeure'

Eksklusif Co
Monday, 13 January 2025 | 00:01 WIB Last Updated 2025-01-12T17:01:39Z

EKSKLUSIF.CO - Akibat hujan deras yang mengguyur areal perkebunan PTPN IV Regional II Unit PKS Gunung Bayu, Minggu, (29/12/2024) lalu, tanggul kolam penampungan Limbah Crude Palm Oil milik PTPN IV Regional II Unit PKS Gunung Bayu longsor.

Hal itu diakui oleh Manager PTPN IV Regional II Unit PKS Gunung Bayu Rahyumi Arsa saat memberikan keterangan resminya, di kantor PTPN IV Regional II Unit PKS Gunung Bayu, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pada Sabtu (11/01/2025).

Menurut Rahyumi, ambruknya tanggul penampungan Limbah Kelapa Sawit tersebut disebabkan oleh erosi akibat hujan deras yang mengguyur areal kolam limbah perkebunan. Rahyumi Arsa menjelaskan, bocornya kolam penampungan limbah itu terjadi pada salah satu dinding kolam penampungan limbah 1 atau kolam pertama yang mengalami erosi hingga longsor, yang diakibatkan isi kolam penampungan limbah bertambah banyak setelah tercampur dengan air hujan.

Menurut Rahyumi, jebolnya tanggul Limbah PKS Gunung Bayu tidak seperti apa yang dibayangkan sebagai banjir bandang, karena yang terjadi hanya campuran air hujan yang mengalir pada dinding tanggul sehingga mengakibatkan terkikisnya tanggul, sehingga menimbulkan erosi.

“Kami tidak membantah ambruknya tanggul kolam limbah PKS Gunung Bayu, tetapi itu merupakan peristiwa 'Force Majeure' atau karena faktor alam atau semacam bencana. Keesokan paginya kami langsung melakukan perbaikan untuk mencegah dugaan-dugaan (tudingan-red) negatif terhadap pihak kami,” kata Rahyumi.

Selain itu, Rahyumi juga membantah jika pihaknya disebut tidak komunikatif dan sulit dikonfirmasi. Manajemen PKS Gunung Bayu, kata Rahyumi, akan tetap terbuka, terkait informasi permasalahan air limbah. Terutama terkait dugaan adanya pencemaran anak sungai yang berhulu di Desa Mangkai Baru, yang mengalir melintasi Desa Mangkai Lama, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.

“Terkait limbah PKS Gunung Bayu yang diduga mencemari anak sungai Desa Mangkai Lama, kami belum menerima surat dari pihak mana pun. Apalagi terkait surat pemberitahuan tentang matinya ribuan ikan nila di kolam keramba milik warga Desa Mangkai Lama akibat pencemaran limbah PKS Gunung Bayu. Sama sekali tidak benar jika kami dikatakan tidak menanggapi surat dari Kelompok budidaya Ikan Air Tawar milik Kelompok Teratai Mangkai Lama,” terang Rahyumi Arsa.

Hal senada juga disampaikan oleh Askep Unit PKS Gunung Bayu Hamdani Damanik. Hamdani mengatakan sebelumnya tidak ada satu pun wartawan dari media yang mencoba mengonfirmasi pihak PKS Gunung Bayu terkait hal itu.

“Setelah beberapa kali pemberitaan beredar tentang matinya ribuan ikan air tawar jenis Nila di keramba jaring apung bekas eks Galian C Batu Padas milik warga Pembudidaya Teratai Mangkai Lama yang diduga akibat pencemaran limbah PKS Gunung Bayu, barulah kami mengetahui dan memastikannya,” terang Hamdani.

Hamdani juga mengatakan, setelah dilakukan pengecekan di lokasi kolam limbah, diketahui rembesan debit air yang keluar dari kolam limbah masih tergolong kecil. Sementara itu, isi kolam limbah juga tidak mengalami overload atau kelebihan kapasitas, karena limbah meluap akibat hujan pada malam hari tanggal 29 Desember 2024.

“Bukan karena pengaruh kapasitas olahan 30 ton per jam dengan durasi pengolahan selama 24 jam, sehingga limbah yang dihasilkan sama banyaknya dengan produksi CPO. Apalagi kolam kita sudah sesuai standar, dokumennya lengkap dan setiap 3 bulan sekali kami dikunjungi dan diawasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Simalungun dan Provinsi,” pungkasnya.

Penulis: Dharma Samosir

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • PTPN IV Unit PKS Gunung Bayu Bantah Ribuan Ikan Nila Mati Akibat Pencemaran Limbah: 'Force Majeure'

No comments:

Trending Now

Iklan