Gambar kelapa sawit Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) milik
Unit Perkebunan Dusun Hulu dalam keadaan mati.
EKSKLUSIF.CO - Seperti terpantau baru-baru ini di lokasi Afdeling 4 Limau Manis, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara, pada lahan seluas sekitar 500 hektare, ribuan pohon Kelapa Sawit Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) milik Unit Kebunan Dusun Hulu dalam kondisi mati.
Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan di tengah masyarakat. Pasalnya, PTPN IV Unit Perkebunan Dusun Hulu itu diduga tidak becus dalam melakukan perawatan terhadap kelapa sawit Tanaman Belum Menghasilkan(TBM), sehingga sawit TBM itu disinyalir tidak akan produktif dan mengalami gagal tumbuh.
Menurut Ketua Umum LSM Indonesia Public Watch (IPW) Mangapul Parulian Doloksaribu, kepada eksklusif.co, Kamis (7/11/2024) mengatakan untuk mencapai produksi kelapa sawit yang optimal, Kebun Dusun Hulu tentu memiliki komponen anggaran untuk biaya pemeliharaan kelapa sawit seperti pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penyiangan gulma, serta penunasan pelepah.
Masih menurutnya, secara keseluruhan komposisi biaya pemeliharaan kelapa sawit yang tertinggi adalah biaya pemupukan yakni 60% dari total biaya pemeliharaan, biaya pengendalian hama dan penyakit tanaman sebesar 16,5%, biaya penyiangan gulma sebesar 13,5% dan yang terendah adalah biaya tunas pelepah yakni sebesar 10% dari total biaya pemeliharaan.
Ia pun mengaku heran ketika membaca berita di media online tentang ditemukannya ribuan pokok pohon kelapa sawit milik Unit Perkebunan Dusun Hulu dalam keadaan mati, padahal sebagai perusahaan milik negara, PTPN telah memiliki standar operasional dalam penanganan kelapa sawit guna menghindari kegagalan produksi akibat serangan berbagai hal seperti serangan hama.
Lian, sapaan akrabnya, menjelaskan, Holding Perkebunan Nusantara III melalui Sub Holding PTPN IV PalmCo saat ini tengah mematok target penyerapan benih kelapa sawit unggul bersertifikat bagi petani sawit hingga akhir tahun 2024. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas petani kelapa sawit di Indonesia, sementara di internal perusahaan pelat merah itu sendiri masih banyak mengalami permasalahan dalam perawatan kelapa sawit.
"Anehnya, PTPN IV PalmCo saat ini membuat target penyerapan 2,1 juta benih kelapa sawit unggul bersertifikat untuk petani, sementara perusahaan pelat merah ini saja belum mampu merawat tanaman kelapa sawitnya, lalu kemana anggaran perawatan untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman serta biaya lainnya," ungkapnya.
"Untuk itu kami meminta kepada Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa untuk melakukan pengecekan lapangan dan menindak oknum pejabat di Unit Perkebunan Dusun Hulu yang tidak melaksanakan tugas dengan baik sehingga terjadi peristiwa ini," pungkasnya.(tim/red)
No comments:
Post a Comment