Foto: Ilustrasi
EKSKLUSIF.CO -
Siswa SMK Negeri lulusan tahun 2024 di Jawa Barat dan Kota Bandung harus
menelan pil pahit karena kebijakan keliru yang dilakukan Pemprov Jabar atas pemangkasan
anggaran Biaya Operasional Pendidikan Daerah (BOPD) sebesar 30% dari total
anggaran sebesar Rp.1,5 triliun menjadi Rp.993 miliar pada tahun anggaran 2023.
Sementara itu,
di saat yang sama, sejumlah media tertentu malah banjir order publikasi hingga
menguras anggaran sebesar Rp. 47 miliar. Padahal sebagaimana diketahui, anggaran
pendidikan mendapat porsi 20 persen dari APBN sesuai amanat Undang-Undang Dasar
1945.
Akibat
kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat di era Ridwan Kamil saat itu, sejumlah
program kegiatan sekolah terpaksa dipangkas karena kekurangan dana. Lebih
parahnya lagi, para siswa lulusan SMK Negeri di Kota Bandung tahun 2024 seolah
diterlantarkan karena tidak dapat mengikuti uji kompetensi keahlian untuk
sertifikasi calon lulusan dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang ditetapkan
oleh Badan Nasional Sertifikasi (BNSP) di bawah Kementerian Ketenagakerjaan karena
keterbatasan dana.
Lebih rinci,
anggaran pendidikan tahun 2023 dari APBN 2023 yang terealisasi dilaporkan sebesar
Rp513,38 triliun dari total anggaran sebesar Rp621,28 triliun dengan skema Transfer
ke Daerah (TKD) sebesar Rp346,56 triliun atau 52,1 persen dan anggaran pendidikan
lainnya masuk melalui Pembiayaan antara lain Dana Abadi Pendidikan dan Dana Abadi
Pondok Pesantren sebesar Rp15 triliun, yang menjadi kewenangan Kementerian
Agama. Selanjutnya, sebesar Rp47,31 triliun disalurkan ke beberapa kementerian
atau lembaga yang memiliki program pendidikan.
Ironisnya,
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat di bawah pimpinan Penjabat Gubernur Bey
Machmudin juga terkesan tidak peka terhadap permasalahan yang tengah dihadapi para
siswa SMK disaat itu.
Bahkan pada
pertengahan Mei 2023, anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, Sari Sundari
mempertanyakan hal tersebut dan meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) agar melakukan
kajian ulang terhadap kebijakan pemangkasan anggaran Biaya Operasional Pendidikan
Daerah (BOPD) tersebut.
Saat itu, Sari
Sundari berharap Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat melakukan evaluasi untuk
memastikan kebutuhan sekolah bisa terpenuhi, guna menjaga kualitas pendidikan bagi
siswa. Mengingat pemengkasan BOPD akan berdampak pada terhambatnya aktivitas pendidikan
siswa.
Sementara itu,
Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat saat dikonfirmasi sejumlah media
perihal penyerapan anggaran publikasi yang cukup besar itu, tak kunjung merespons
pertanyaan wartawan.(Red)
Home
Headline
Lulusan Siswa SMK Negeri di Kota Bandung Harus Telan Pil Pahit
Media Tertentu Dibanjiri Order Publikasi Pemda Jabar Hingga 47 Miliar
Nasional
Tahun 2023, Lulusan Siswa SMK Negeri di Kota Bandung Harus Telan Pil Pahit, Sementara Media Tertentu Dibanjiri Order Publikasi Pemda Jabar Hingga 47 Miliar
Tahun 2023, Lulusan Siswa SMK Negeri di Kota Bandung Harus Telan Pil Pahit, Sementara Media Tertentu Dibanjiri Order Publikasi Pemda Jabar Hingga 47 Miliar
Eksklusif Co
Saturday, 7 September 2024 | 13:23 WIB
Last Updated
2024-09-07T06:28:47Z
HeadlineLulusan Siswa SMK Negeri di Kota Bandung Harus Telan Pil PahitMedia Tertentu Dibanjiri Order Publikasi Pemda Jabar Hingga 47 MiliarNasional
Selanjutnya
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Trending Now
-
Rapat paripurna pembentukan perangkat Alat Kelengkapan Dewan (AKD), di ruang rapat paripurna DPRD Batu Bara, Kelurahan Lima Puluh, Rabu (15/...
-
Poto Pelaksanaan penjaringan dilaksanakan panitia di kantor Desa Landbouw pada Jumat (10/01/2025) yang diikuti tiga orang calon kaur langsun...
-
Penjabat (Pj) Bupati Batu Bara Heri Wahyudi Marpaung yang diwakili Sekda Norma Deli Siregar terima kunjungan Kepala Taspen Wilayah Medan di ...
-
Kantor Desa Landbouw tampak sepi saat dikunjungi pada Selasa (21/1/25). EKSKLUSIF.CO - Nama Kepala Desa Landbouw Haidir Jailani akhir-akhir ...
-
Poto Ist/ ilustrasi Petani EKSKLUSIF.CO - Belum lama ini, kabar menggemparkan soal beredarnya pupuk palsu yang melibatkan sejumlah pejabat d...
No comments:
Post a Comment