Luhut Binsar Pandjaitan Sampaikan Kabar Mengejutkan, RI Punya Harta Karun Langka

Mineral ini merupakan salah satu bahan baku yang paling banyak dicari dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.(Foto ist/ilustrasi).

EKSKLUISIF.CO - Kabar mengejutkan tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat mengungkapkan pemerintah berhasil menemukan 'harta langka' berupa litium di Indonesia. Mineral ini merupakan salah satu bahan baku yang paling banyak dicari dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

Luhut menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterimanya, penemuan harta karun tersebut diperkirakan cukup besar. Namun, dia tidak merinci besaran pastinya dan lokasi sumber litium yang dimaksud.

“Saya baru dapat laporan kemarin ditemukan sumber litium yang besar di Indonesia,” kata Luhut dalam konferensi pers Program Kerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Tahun 2023 beserta Capaian dan Hasil Evaluasinya, dikutip Rabu ( 27/12/2023).

“Pemerintah yang akan datang PR banyak banget. Tadinya kita dengan litium ini yang paling takut, kita mau cari dari Australia. Kita sekarang punya litium dan sumbernya besar sekali. Saya ingin sampaikan jaga kekompakanlah,” imbuhnya.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap penemuan sumber daya litium di kawasan Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah. 

Sebelumnya, di sela-sela acara Badan Geologi di Hotel Jayakarta, Jakarta Barat, Kamis (7/12/2023), Koordinator Mineral Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi, Badan Geologi Kementerian ESDM Sumber Daya Mineral, Moehammad Awaluddin mengungkapkan, terdapat penemuan potensi lithium yang besar di kawasan Bledug Kuwu, Jawa Tengah.

Menurut dia, pihaknya saat ini sedang fokus melakukan kajian penemuan sumber litium baru di kawasan tersebut.

“Menurut kita, yang lebih menarik itu justru di Bledug Kuwu itu di Grobogan, Jawa Tengah. Makanya kita fokus di sana,” kata Awaluddin.

Awaluddin memaparkan, sumber litium yang ditemukan di kawasan tersebut berasal dari brine sistem atau lumpur dan air. Awaluddin menjelaskan, sampel air dan lumpur tersebut dikaji dengan cara dikeringkan sehingga menghasilkan kadar litium hingga 10 kali lipat.

“Itu (wilayah Bledug Kuwu) brine juga, brine sistem juga, jadi kita ambil sampel dari lumpur dari air. Jadi ketika dikeringkan sekitar beberapa hari kadarnya bisa menigkat 10 kali lipat. Jadi, ini jadi menarik dan cukup luas cekungannya. Kedepan kita akan studi lebih jauh geokimia, geofisika atau hidrogeologinya,” imbuhnya.

Sementara potensi lithium dalam jumlah besar yang ditemukan di kawasan itu, kata dia, bisa mencapai 1.000 PPM Lithium.

“Jadi kita ke depan prioritas di Bledug Kuwu, karena itu sampai 1.000 PPM lebih. Dan itu kan dalam satu cekungan besar, yang artinya medan berburuanya masih luas,” tutupnya.(rs/rp).