EKSKLUSIF

Eksklusif.co - Berita Hari Ini Indonesia dan Dunia, Kabar Terbaru Terkini.

Iklan

10 Sentra Produksi Nanas Binaan Kementan, Selain Taput, Sulsel Masuk Program Unggulan

Eksklusif Co
Wednesday 20 December 2023 | 13:50 WIB Last Updated 2023-12-20T06:50:01Z
Nanas, salah satu buah tropis yang semakin populer di Indonesia, mengalami pertumbuhan ekspor yang signifikan. Berdasarkan data BPS RI, produksi nanas nasional Indonesia mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir. Produksi nanas tahun 2020 sebanyak 2.447.520 ton, tahun 2021 sebanyak 2.886.417 ton dan tahun 2022 sebanyak 3.203.775 ton. Data ekspor tahun 2020 sebanyak 6.419,08 ton nilai USD 3.803.933,54, tahun 2021 sebanyak 8.553.98 ton dan nilai USD 5.020.869.91, tahun 2022 sebanyak 6.288.31 ton dan nilai USD 3.720.688.78 (Sumber : BPS 2022).

EKSKLUSIF.CO - Peningkatan ini disebabkan oleh inovasi kebijakan dan program pemerintah yang mendukung sektor pertanian, mendorong pengembangan budidaya nanas di seluruh wilayah potensial, termasuk di Desa Jangan-Jangan Barru, Sulawesi Selatan. Saat ini desa tersebut telah menjadi kawasan pengembangan sentra nanas baru dengan luas lahan 50 hektar yang terbagi dalam 8 dusun.

Kepala Desa Jangan-Jangan, Rahmansyah, mengatakan komitmennya dalam mengabdi kepada masyarakat menjadi akan menginspirasi para petani setempat. Sejak menjabat, Rahmansyah mengabdikan hidupnya untuk mengembangkan potensi alam desa. Ia berharap keberhasilan budidaya nanas dapat menekan laju migrasi warga ke luar daerah.

“Saya sedih sekali melihat Saudara-saudara saya masyarakat disini pergi merantau. Mereka pergi karena mau memperbaiki hidup, karena persoalan perut dan biaya sekolah anak-anaknya. Disitu saya berdoa dan terus berfikir, alhamdulillah akhirnya Allah kasih kita jalan hidup untuk Bertani nanas ini,” jelasnya.

Hasman, petani muda berusia 21 tahun asal Desa Jangan-Jangan, menunjukkan semangat yang besar dalam mengelola lahan seluas 4 hektar untuk menanam nanas. Ia mengatakan budidaya nanas memberikan keuntungan yang cukup besar karena biaya produksinya rendah, sementara permintaan pasar terus meningkat.

“Nanas ini betul-betul mengubah hidup orang di desa ini. Budidaya nanas ini sangat menguntungkan karena biaya produksinya murah, tapi permintaan pasarnya sangat banyak, saat ini banyak yang pulang dari perantauan untuk bertani nanas,” jelasnya.

Kementerian Pertanian menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Desa dan Dinas Pertanian Barru yang berhasil membangun sentra nanas di Provinsi Sulawesi Selatan.

Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto menyatakan dukungan penuh terhadap upaya pengembangan ini, dan yakin Sulsel bisa mandiri dalam produksi nanas di masa yang akan datang.

“Kementan tentunya sangat mendukung, jika kedepannya Kab.Barru menjadi sentra nanas. Tentunya pemerintah pusat sangat mengapresiasi jika terbentuk kampung-kampung nenas sebagai sentra produksi buah dalam bentuk kawasan seperti ini," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian Liferdi Lukman menekankan pentingnya mendukung petani kreatif seperti Hasman. Ia menyebut Hasman merupakan petani milenial yang menjadi role model (teladan-red) bagi generasi muda dalam agrobisnis nanas.

“tentunya ini sangat berpotensi menjadi daerah sentra sebagai kampung nanas, ini menarik dan bisa menjadi dayatarik wisatawan bila dikembangkan menjadi agrowisata,” ujarnya.

Desa Jangan-Jangan juga berencana melakukan hilirisasi produk nanas, dengan merencanakan proses pengolahan nanas untuk memasuki pasar ekspor. Langkah ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat yang melihatnya sebagai langkah strategis dalam mengembangkan sektor pertanian.

Kepala Dinas Pertanian Barru Ahmad juga mengapresiasi langkah langka Kementerian Pertanian dalam menciptakan program unggulan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh petani di desa.

“kami tentunya sangat mendukung program pemerintah pusat yang akan dilaksanakan di Barru. Semoga nanti program kampung nanas bisa terlaksana di Barru,” ujarnya.

Perlu diketahui, saat ini terdapat 10 sentra produksi nanas: Kabupaten Lampung Tengah, Ogan Ilir, Kediri, Purbalingga, Tapanuli Utara, Subang, Lombok Timur, Muora Jambi, Kampar, dan Kabupaten Siak. Namun Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pengembangan buah-buahan karena kurangnya lahan produksi, rendahnya kemampuan sumber daya manusia petani, dan terbatasnya teknologi budidaya. Tantangan ini semakin kompleks di tengah ancaman krisis pangan global.

Desa Jangan-Jangan di Barru, Sulawesi Selatan menjadi bukti nyata bahwa dengan dukungan pemerintah dan kreativitas para petani muda, sektor pertanian nanas Indonesia dapat terus tumbuh dan berkontribusi terhadap perekonomian negara.(ris).

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • 10 Sentra Produksi Nanas Binaan Kementan, Selain Taput, Sulsel Masuk Program Unggulan

No comments:

Trending Now

Iklan

Iklan