"Indikator aman ada di Pulau Jawa. Jangan sampai harga di Pulau
Jawa bergejolak. Asal Jabodetabek terkendali, maka bisa dikatakan aman.
Berdasarkan informasi yang diterima, setiap harinya terdapat 27 truk bawang
merah masuk ke PIKJ. Kurang lebih 189-200 ton berasal dari Brebes sendiri.
Harga bawang merah pada hari ini (25/2) di PIKJ Rp 22 ribu per kg,” ujar
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto saat berada di gudang
penyimpanan bawang merah PT AIS.
Dirinya lebih lanjut menerangkan bahwa upaya yang dilakukan Kementan
antara lain melakukan pengembangan kawasan bawang merah, bekerja sama dengan
para champion sekaligus memberikan bantuan distribusi dari pemerintah jika ada
gejolak harga di tempat defisit.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes Yuli
Hendrawati mengatakan, “Kalau untuk Jabodetabek saja, Insya Allah Brebes bisa
menyediakan. Kalau ada wilayah-wilayah kosong maka ini baru menjadi perhatian
tersendiri. Namun kami meyakini, Brebes mampu mengamankan kebutuhan menjelang, selama
Ramadhan hingga Hari Raya tahun ini.”
Pemiliki gudang PT AIS, Benny Santoso mengatakan “Jika Sulawesi dan Sumatera sudah dapat dipenuhi
stoknya dari produksi bawang merah di
Enrekang dan Solok maka stok di Brebes aman karena jika mereka kekurangan pasti
mencarinya ke Jawa. Ini artinya akan mengurangi pasokan di Jabodetabek. Intinya
PIKJ itu butuh paling minim 20 truk bawang merah setiap harinya. Jika satu truk
memuat 7 ton, artinya kurang lebih ada 140 ton bawang merah yang sampai di
PIKJ. Hari ini ada 27 truk yang terkirim ke PIKJ, ” terang Benny.
Benny menyebut, per Jumat (24/2) kemarin, pengiriman 28 truk harga Rp
24 ribu per kilogram. Dapat dipastikan
jumlah ini akan meningkat di bulan Maret karena panen semakin banyak, sedikit
berkurang di bulan April. Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia – ABMI
menambahkan “Justru panen akan sedikit sekali pada bulan Mei-Juni, maka harus
mulai tanam sekarang.”
Sementara itu, pemiliki gudang bawang CV Sudah Ada, Dian Alex Candra yang
merupakan “champion” mitra kerjasama Kementan dalam pemenuhan pasokan bawang
merah mengatakan, Petani Brebes memang fanatik bawang varietas bima brebes,
karena keunggulan bawang Bima Brebes lebih tahan di musim penghujan, “. Selain
lebih tahan pada musim hujan, provitasnya mencapai 10-12 ton per hektare dan selain
itu memang masyarakat Indonesia lebih banyak memilih varietas asli Indonesia
ini di pasaran. Sejauh ini kami ada lahan seluas 470 hektare yang jika
dibutuhkan, bisa diperuntukkan untuk benih.”
Alex, panggilan sapaanya, bersama petani binaannya berkomitmen untuk
senantiasa mengamankan pasokan harian nasional termasuk HBKN. Kesuksesan Brebes
mengawal kebutuhan bawang merah ini diyakini karena masyarakat petani sudah
sangat kompak. Petani tanam bersamaan dan serentak. Itulah yang menjadi kunci
kesuksesan bersama.
Selain ke gudang, Dirjen Hortikultura juga langsung turun ke lokasi
penanaman dan memantau pertanaman bawang merah. Desa Krasak, Kecamatan Brebes
menjadi salah satu lokasi yang dikunjungi. Berdasarkan hasil diskusi dengan
pelaku bawang merah di lapangan, luasan lahan pertanaman bawang merah di Desa
Krasak seluas 280 ha, dengan produktivitas 8 ton/ha, asumsi harga rata-rata Rp.
24 ribu per kg dan pertanaman sebanyak 4 kali setahun maka total rupiah yang
akan menggerakkan perekonomian di desa tersebut dapat mencapai 215 M.
Prihasto menambahkan pada saat kunjungan tersebut “melihat kondisi
pertanaman yang baik, bawang merah yang sehat dengan hasil yang memuaskan,
dipastikan bawang merah di Brebes dalam kondisi cukup tersedia dan aman.
Mentan menginstruksikan untuk melakukan panen bersama dengan Mendag
dalam waktu dekat ini sebagai upaya memberikan kepastian jaminan pasokan
khususnya bawang merah dalam mengantisipasi lonjakan kebutuhan dan harga
menjelang, selama Ramadhan dan Hari raya Idul Fitri.
No comments:
Post a Comment