EKSKLUSIF.CO - Pekan Imunisasi Sedunia akan berlangsung pada 16
hingga 22 April 2022. Sosialisasi Pekan Imunisasi Sedunia ini disampaikan pada
acara Jabar punya Informasi atau JAPRI yang berlangsung di halaman depan Museum
Gedung Sate Kota Bandung, Jumat (22/ 4/2022).
Hadir dalam acara tersebut Ketua Tim penggerak PKK Jabar Atalia
Praratya Ridwan Kamil, Asisten Pemerintahan, Hukum dan Kesejahteraan Sosial Setda
Provinsi Jabar Dewi Sartika, Kepala Dinas Kesehatan Jabar Nina Susana Dewi, dan
Kepala Perwakilan UNICEF Jabar Ari.
Nina Susana Dewi mengatakan, Pekan Imunisasi Dunia kembali
mengingatkan masyarakat akan pentingnya imunisasi bagi anak. Meski diakuinya,
sebagian orang tua masih takut mengikutsertakan anaknya dalam Program
Imunisasi.
Berita hoax yang sering muncul mengganggu Program Imunisasi. Dia
menekankan bahwa penggunaannya aman dan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)
sangat jarang terjadi.
“Tidak ada laporan anak meninggal akibat PI. Tim Komda KI sudah
melakukan penelitian atas semua dan tidak ada kasus. Penyebab kematian karena
penyakit bawaan, jadi bukan karena memang. Inilah yang disampaikan kepada
masyarakat, bahwa itu aman," kata Nina.
Dikatakannya, imunisasi sangat penting bagi anak untuk mencegah
penularan penyakit, wabah penyakit, penyakit berat, kecacatan, dan kematian
anak dan bayi. Saat ini ada lebih dari 20 penyakit yang dapat ditekan dengan
imunisasi.
Pada tahun 2020-2030 diperkirakan imunisasi dapat menyelamatkan
lebih dari 32 juta jiwa, dimana 28 juta di antaranya adalah anak-anak di bawah
usia 5 tahun.
Nina optimistis target 95 persen anak di Jabar yang mengikuti
imunisasi lengkap bisa tercapai. Hingga saat ini cakupannya di bawah 90 persen.
Ada 11 kabupaten/kota di Jabar yang cakupan imunisasinya masih di bawah 80
persen yang akan digenjot programnya.
Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) akan dilaksanakan pada Mei
2022. Sementara di Jawa Barat, BIAN tahap kedua akan dimulai pada Juli 2022.
Diharapkan anak dapat mengejar ketertinggalan imunisasi dimana
akan diberikan vaksin OPV, IPV, suntik Polio, Polio tetes, kemudian Pentavalent
(DPT-HB-Hib).
Kemudian dilanjutkan pada bulan Agustus untuk vaksin Campak dan
Rubella. Targetnya adalah anak-anak berusia 12 hingga 59 bulan. Masyarakat bisa
langsung ke titik pemberian imunisasi yang ditetapkan pemerintah, yakni
puskesmas, rumah sakit, bahkan sekolah.
Asisten Pemerintahan, Hukum, dan Kesejahteraan Sosial Setda
Provinsi Jabar, Dewi Sartika menambahkan, pelaksanaan BIAN akan melibatkan
seluruh elemen masyarakat dan pemerintah, mulai dari tingkat desa hingga
provinsi.
“Kolaborasi diperlukan agar sukses. Kita harus menyiapkan SDM
hingga penganggarannya,” kata Dewi.
Jawa Barat berkontribusi besar
Sementara itu, Ari, Kepala Perwakilan UNICEF Jabar menyatakan,
Jabar memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap total cakupan vaksinasi di
Indonesia.
“Dengan jumlah penduduk khususnya anak balita sekitar seperlima
dari total anak Indonesia, jika cakupan 95 persen berhasil maka imunisasi
Indonesia dipastikan berhasil,” kata Ari.
Apalagi menurutnya, orang tua di Jabar sangat mendukung Program
Imunisasi. Hal ini terlihat dari hasil survei yang dilakukannya, 80 persen
warga Jabar mengaku tidak khawatir dalam memberikan imunisasi kepada anaknya.
Apalagi didukung dengan kesiapan sumber daya manusia bagi tenaga kesehatan.
Sementara itu, Ketua Tim penggerak PKK Jabar, Atalia Praratya
Ridwan Kamil, menghimbau kepada bapak-bapak dan ibu-ibu di Jabar agar tidak
takut mengikutsertakan anaknya dalam Program BIAN.
Ia mencontohkan anak angkatnya, Arka, yang kini sehat dan aktif
setelah menyelesaikan Program Imunisasi dalam dua setengah tahun terakhir.
''saat Arka datang, umurnya lima bulan, nampak sakit dan ternyata
belum mendapatkan diimunisasi. Sekarang setelah imunisasi lengkap dia semakin
sehat dan sangat aktif. Jadi ayah dan Bunda jangan ragu. Imunisasi itu aman dan
menjadi hak anak untuk mendapatkan kesehatan,'' sebut Atalia.
No comments:
Post a Comment