Presiden Joko Widodo saat menghadiri
Silaturahmi Nasional Kepala Desa APDESI 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa
(29/3/2022).(dok. Sekretariat Presiden)
EKSKLUSIF.CO - Wacana Presiden Joko Widodo
(Jokowi) untuk menjabat tiga periode belum berakhir. Sebelumnya, isu tersebut
kembali hangat setelah disampaikan pada Temu Nasional Asosiasi Pemerintah Desa
Seluruh Indonesia (APDESI) Istora Senayan, Jakarta, Selasa (29/3/2022) lalu.
Pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
APDESI Surtawijaya yang mendukung wacana periode ke-3 Jokowi itu sempat memicu
polemik karena posisi kepala desa dinilai memiliki pengaruh politik yang cukup
kuat bagi masyarakat. Selain itu, berbagai pihak mengatakan bahwa sebagai
aparat pemerintah kepala desa tidak boleh terlibat dalam praktik politik
praktis.
"Setelah Lebaran, kita deklarasi
(dukungan tiga periode Presiden Jokowi). teman-teman dibawahkan ini bukan
cerita, ini fakta, siapa pun pemimpinnya, bukan basa-basi, diumumkan,
menyatakan apa yang kita inginkan," kata Surtawijaya saat itu.
Isu tiga periode tersebut akhirnya membuat
mantan Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut
geram. Pasalnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menilai, nilai-nilai
utama demokrasi seperti supremasi, konstitusionalisme, pembatasan kekuasaan,
dan checks and balances merupakan nilai-nilai penting yang harus dijaga.
Dalam rangka Malam Silaturahmi dan
kontemplasiPartai Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta pada Minggu, 17 April 2022,
SBY menyindir isu wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi dan
penundaan Pemilihan Umum 2024, yang menurutnya sudah kerap dikeluarkan oleh
pihak pihak baru-baru ini.
Ia beralasan bercermin pada pengalamannya
sebagai presiden, SBY meminta kadernya untuk terus memperjuangkan wacana
tersebut agar tidak dilaksanakan.
“Nilai-nilai utama demokrasi seperti
supremasi, konstitusionalisme, pembatasan kekuasaan, dan checks and balances
itu nilai yang penting dijaga. Ketika saya mengemban amanat sebagai presiden,
saya sangat sadar dan mengerti bahwa kekuasaan presiden tidak terbatas. Artinya
dibatasi," kata SBY.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga ikut menambahkan,
bahwa kekuasaan memang merupakan hal yang sangat menggoda. Namun, menurut dia,
konstitusi jelas membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode.
“Untuk itu, pemimpin, penguasa yang lupa
turun tahta, maka rakyat akan mengoreksinya dan pada akhirnya juga mundur, tapi
tanpa rasa hormat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, AHY mengapresiasi
pernyataan Jokowi bahwa Presiden Jokowi baru-baru ini meminta para menterinya
untuk tidak menyuarakan wacana penundaan pilkada. Saat itu, Jokowi menegaskan
bahwa Pemilu 2024 dan Pilkada 2024 akan berjalan sesuai jadwal yang telah
ditentukan. Akan tetapi dia (AHY) menyayangkan Jokowi tidak sejak awal
menyuarakan hal tersebut.
"Tapi yang disayangkan, mengapa
penjelasan semacam itu muncul setelah timbul kegelisahan, keresahan bahkan
kemarahan dan kekisruhan di sana-sini. Sekali lagi, ini sebenarnya tidak perlu
dan seharusnya energi bangsa ini difokuskan pada upaya pemulihan ekonomi pasca
pandemi," ungkapnya.
(RS)
No comments:
Post a Comment