Bantuan DPI pada tahun 2022 dari Ditjen
Hortikultura
EKSKLUSIF.CO - Pengaman produksi dan stok
bahan pangan pokok/strategi menjadi Perhatian Penuh Menteri Pertanian Syahrul
Yasin Limpo (SYL) di tengah kondisi iklim yang tidak menentu saat ini. Mentan
SYL meminta seluruh jajarannya untuk meningkatkan upaya khusus berupa langkah
adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto
Setyanto mendukung langkah-langkah arahan tersebut melalui fasilitasi sarana
dan prasarana perubahan iklim sebagai langkah mitigasi pengamanan produksi
komoditas hortikultura strategi di musim kemarau.
"Kami sudah menyiapkan anggaran untuk
bantuan dampak perubahan iklim (DPI) dari pompa air sampai teknologi hemat air
yang sesuai dengan kebutuhan wilayah setempat untuk antisipasi musim
kemarau," terang Prihasto.
Plh. Direktur Hortikultura, Inti Pertiwi
Nashwari mengungkapkan bahwa tahun 2022, Direktorat Jenderal Hortikultura
Kementerian Pertanian telah mengalokasikan bantuan sarana prasarana dampak
perubahan sebanyak 210 ha.
“Harapannya dengan bantuan ini, pada saat
kondisi off season produksi bawang merah dan aneka cabai tetap terjaga,” ungkap
Inti.
Inti juga menambahkan, Direktorat
Perlindungan Hortikultura bersama BPTPH 33 Provinsi dan POPT yang tersebar di
lapangan akan turut aktif serta mengawal langkah antisipasi perubahan iklim.
Kepala BPTPH Prov Jawa Tengah, Herawati
menyampaikan bahwa alokasi bantuan DPI pada tahun 2022 dari Ditjen Hortikultura
meliputi 8 Kabupaten, yaitu Klaten, Brebes, Kendal, Rembang, Magelang, Demak,
Banyumas dan Kebumen. Fasilitasi bantuan penyesuaian dengan kebutuhan kelompok,
di antaranya adalah pompanisasi, pipanisasi, tandom serta sumur bor sederhana.
"Target kami minggu ini, bantuan
tersalurkan sampai ke kelompok untuk selanjutnya dimanfaatkan kelompok tani
dalam rangka mengantisipasi musim kemarau di lapangan," ujar Herawati.
Dalam rangka mengawal fasilitasi sarana
DPI, Koordinator Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam, M. Agung Sunusi
bergerak bersama POPT untuk turun langsung ke Provinsi Jawa Tengah. Agung
menyatakan bahwa distribusi fasilitasi DPI sudah hampir selesai sebelum musim
kemarau tiba, terutama untuk lokasi Kabupaten Magelang dan Kebumen yang
merupakan salah satu penyangga pasokan cabai wilayah Jawa-Bali.
Agung menambahkan, berdasarkan data
prediksi BMKG untuk tiga bulan ke depan beberapa sentra produksi cabai dan
bawang merah kondisi aman banjir dan kekeringan, dengan curah hujan rata-rata
pada kisaran 115 mm/bulan - 270 mm/bulan. Namun, mulai Juli beberapa sentra
bawang merah di Kabupaten Pati dan Demak perlu waspada terhadap kekeringan,
sedangkan sentra aneka cabai kondisi aman.
“Dengan kondisi ini maka perlu dilakukan
langkah percepatan realisasi fasilitasi DPI di sentra utama penyangga komoditas
strategi Hortikultura,” terang Agung.
Kelompok Tani Krajan di Mirit, Kebumen,
Jawa Tengah merupakan salah satu poktan penerima bantuan fasilitasi DPI yang
mengembangkan tumpang sari komoditas cabai rawit merah dan semangka. Ketua
Poktan Krajan, Taat Budiarto mengungkapkan bahwa selama ini permasalahan utama
di wilayah binaannya adalah ketersediaan air dan sumur bor untuk selanjutnya
dialirkan dengan pompa.
"Alhamdulillah, tahun 2022 ini kami
mendapatkan bantuan pompa air lengkap dengan pipa air dari Ditjen Hortikultura
Kementerian Pertanian. Dengan bantuan tersebut, kelompok kami akan
memaksimalkan pertanaman terutama pada kondisi off season untuk menghadapi
natal dan tahun baru. Terima kasih atas bantuannya," tutup Taat.
No comments:
Post a Comment