EKSKLUSIF

Eksklusif.co - Berita Hari Ini Indonesia dan Dunia, Kabar Terbaru Terkini.

Iklan

Satu bulan setelah jatuhnya Kabul, sebuah krisis ekonomi mengintai Taliban

Eksklusif Co
Tuesday 21 September 2021 | 16:23 WIB Last Updated 2022-04-10T03:39:20Z

FOTO FILE: Seorang anggota keamanan Taliban memegang senapan memastikan ketertiban di depan Azizi Bank di Kabul, Afghanistan, 4 September 2021. WANA (Kantor Berita Asia Barat) via REUTERS


Eksklusif.co
- Sebulan setelah berhasil merebut pemerintahan, kini Taliban harus disibukkan dengan krisis ekonomi yang semakin parah. Kekeringan dan kelaparan dirasakan oleh ribuan orang di pedesaan.
 
Hampir empat dekade perang dan konflik telah mendorong ekonomi Afghanistan ke fase kritis, meskipun ratusan miliar dolar dihabiskan untuk pembangunan dalam 20 tahun terakhir.
 
Kekeringan dan kelaparan mendorong ribuan orang dari pedesaan untuk mulai mencari peruntungan di kota-kota, yang juga dilanda kesulitan.
 
Dirilis dari Reuters, Program Pangan Dunia (WFP) khawatir cadangan pangan bisa habis pada akhir bulan. Kondisi ini bisa mendorong hingga 14 juta orang ke jurang kelaparan.
 
Dibandingkan dengan janji Taliban untuk melindungi hak-hak perempuan, hari ini banyak orang Afghanistan lebih peduli dengan bagaimana Taliban dapat memastikan kelangsungan hidup mereka.
 
Saat ini bank memiliki batas penarikan 20.000 afghani per minggu. Hal ini dilakukan untuk melindungi cadangan negara yang semakin menipis. Antrian panjang selalu terlihat di bank-bank kota Kabul.

FOTO FILE: Pembela hak-hak perempuan Afghanistan dan aktivis sipil protes untuk menyerukan kepada Taliban untuk pelestarian prestasi dan pendidikan mereka, di depan istana kepresidenan di Kabul, Afghanistan 3 September 2021. REUTERS/Stringer/File Foto
Bantuan luar negeri miliaran dolar tampaknya tidak berdampak signifikan terhadap Afghanistan, yang justru gagal mengendalikan pertumbuhan ekonomi.

Saat ini, bantuan kemanusiaan mulai berdatangan menyusul dibukanya kembali bandara Kabul yang semrawut sejak 15 Agustus lalu.

Donor internasional telah menjanjikan bantuan lebih dari US$1 miliar untuk Afghanistan. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan langkah ini dapat mencegah Afghanistan dari kehancuran.

Sayangnya, mayoritas negara masih belum mengakui pemerintahan Taliban. Pembicaraan tentang pembukaan akses devisa senilai lebih dari US$9 miliar di luar Afghanistan juga belum terdengar.
 
Pada Senin (13/9), PBB mengadakan konferensi di Jenewa dalam upaya untuk mengumpulkan lebih dari US$600 juta untuk Afghanistan.
 
Sekitar sepertiga dari $606 juta yang dicari akan digunakan oleh WFP untuk menyediakan makanan bagi warga Afghanistan. Dalam surveinya, WFP menemukan bahwa 93% dari 1.600 warga Afghanistan yang disurvei pada bulan Agustus dan September tidak makan cukup makanan.
 
"Sekarang berpacu dengan waktu untuk memberikan bantuan penyelamatan jiwa kepada orang-orang Afghanistan yang paling membutuhkannya," kata wakil direktur regional WFP Anthea Webb.

Sumber : Reuters.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Satu bulan setelah jatuhnya Kabul, sebuah krisis ekonomi mengintai Taliban

No comments:

Trending Now

Iklan

Iklan